Berkali-kali aku pergi, berkali-kali pula tatap wajah mengiringi.
Kemudian hilang oleh sekat berpori pekat.
Ah, rasanya seperti sudah tahu akan jatuh namun aku tetap meneruskan untuk jatuh pada got.
Lagi, berulang hari ke hari.
Kemudian hilang oleh sekat berpori pekat.
Ah, rasanya seperti sudah tahu akan jatuh namun aku tetap meneruskan untuk jatuh pada got.
Lagi, berulang hari ke hari.
Tak lama aku pergi, tak juga jauh aku melangkah.
Masih sekotak aku bisa berjumpa.
Namun, tak bosan mereka menghantarkan harap untukku menempuh cita dan asa.
Masih sekotak aku bisa berjumpa.
Namun, tak bosan mereka menghantarkan harap untukku menempuh cita dan asa.
Keluarga...
Orang yang menyayangi tanpa pamrih.
Kalau mereka berharap kita sukses. Itu bukan pamrih mereka. Bukan!
Melainkan harapan mereka. Karena bahagiamu, bahagia mereka.
Terimakasih ibu, bapak, keluargaku...
Cinta dan sayang itu ada saat jarak memisahkan.
Tuhan.. Kalau boleh meminta, berikan jarak namun jangan terlalu jauh. Agar kesadaranku tetap ada, dan terjaga, tanpa terlambat menyadari .
No comments:
Post a Comment