Panas kemarau panjang,
kerontang di tenggorokan mengganjal telanan ludah. Hari ini setelah libur
seminggu, aku harus kembali ke kampus. Memulai pengalaman yang lebih menantang
dari sekadar datang, duduk, mengerjakan tugas,
mendengarkan penjelasan dosen. Ini berbeda dengan praktik kerja untuk
mahasiswa yang magang di kantoran. Pilihan tiga tahun lalu untuk memasuki dunia
kependidikan, kini harus diuji. Aku kembali ke sekolah. Bukan untuk belajar,
namun untuk mengajar. Ya, kali ini aku akan berlatih menjadi guru yang baik.
Simulasi untuk memasuki dunia pendidikan yang merupakan konsekuensi dari
pendidikan yang kutempuh. Meskipun tak lama setelah pilihan itu aku harus
menyesalinya. Namun aku tak bisa mundur, dan ini yang akan aku jalani.
Semua mahasiswa calon guru dengan pilihan sekolah yang
sudah diambilnya. Tak tahu menahu siapa saja yang akan menjadi bagian baru
dalam perjalanan simulasi ini. Nama-nama asing yang masih menjadi misteri
seperti apa mereka. Mulai dari menduga-duga nama yang tak jelas berjenis kelamin
apa, nama yang terdengar menyeramkan, nama aneh yang dengan dangkalnya berpikir
pasti seaneh orangnya, dan juga nama yang tak meyakinkan terus terpampang dalam
sekolah yang telah kupilih, SMA N 1 Pekalongan. Aku bersama dengan calon teman
untuk tiga bulan ke depan.
Hari pertama perjumpaan dengan calon teman-teman ini.
Niat awal untuk tak menghadiri, nyatanya aku hadir dengan segala sisa tenaga
setelah seharian pergi melepas penat. Tak tahu apa-apa mengenai pertemuan antar
orang asing ini. Semuanya serba tak jelas untuk dibayangkan.
*** Bersambung ***
No comments:
Post a Comment