Subuhku ─ memeluk
dingin, merangkul sunyi, berkawan kokok ayam dan burung bersiul merdu. Tanpa
tetesan embun, hanya sisa2 air yang akan menjelma malaikat bila menetes.
Di suasana sisa perpaduan udara engap kamar yang bergumpal
dengan kipas angin. Di dalam rumah, mengasingkan diri. Mengunci diri dari
terbitnya fajar. Matahari enggan masuk. Cukup tembok menjadi pagar betis
kemenanganku.